Si Anak Negeri Pengelola Migas
"Energi masa depan berasal dari tanaman,buah, rumput....." - Henry Ford
Sekitar satu abad yang lalu, seorang pencetus revolusi transportasi di negara Adikuasa atau Amarika Serikat mengucapkan kalimat itu. Banyak yang tidak percaya. Namun perlahan, dunia mulai sadar betapa pentingnya energi terbarukan dari nabati. Contohnya ada B20, yang komposisinya terdiri dari solar dan minya sawit.
Kita tahu, energi fosil seperti minyak dan gas bumi bukanlah komoditas yang abadi. Dalam kurun waktu tertentu stoknya pasti habis. Namun sayangnya ketergantungan negara kita terhadap penggunaan energi fosil masih tinggi.
Di Tanah Air, komsumsi akan minyak dan gas mengalami peningkatan secara kontinue, sedangkan produksinya dari waktu ke waktu menurun. Mari kita perhatikan grafik dan tabel perbandingan antara produksi dan komsumsi minyak di Indonesia dalam 11 tahun terakhir.
Kita tahu, energi fosil seperti minyak dan gas bumi bukanlah komoditas yang abadi. Dalam kurun waktu tertentu stoknya pasti habis. Namun sayangnya ketergantungan negara kita terhadap penggunaan energi fosil masih tinggi.
Di Tanah Air, komsumsi akan minyak dan gas mengalami peningkatan secara kontinue, sedangkan produksinya dari waktu ke waktu menurun. Mari kita perhatikan grafik dan tabel perbandingan antara produksi dan komsumsi minyak di Indonesia dalam 11 tahun terakhir.
Ini jelas masalah yang serius. Ditambah lagi migas mempunyai peran yang vital bagi negeri kita. Selain untuk memenuhi kebutuhan energi, juga sebagai sumber pendapatan devisa utama. Komitmen untuk mengamankan pasokan energi dalam rangka mengimbangi pertumbuhan populasi dan ekonomi nasional harus ada, jika ingin mengatasi masalah ini.
Mengusahakan lapangan migas yang baru dibutuhkan biaya yang amat besar, karena dalam pengeboran minyak dibutuhkan kemampuan SDM yang sangat ahli dan teknologi canggih yang menelan biaya tidak sedikit. Ini yang menjadi masalah utamanya.
Mengusahakan lapangan migas yang baru dibutuhkan biaya yang amat besar, karena dalam pengeboran minyak dibutuhkan kemampuan SDM yang sangat ahli dan teknologi canggih yang menelan biaya tidak sedikit. Ini yang menjadi masalah utamanya.
Welcome back, Blok Rokan !
Angin segar datang ke Tanah Air, mulai tahun 2021 Blok Rokan akan dikelola selama 20 tahun oleh Perusahaan Anak Negeri, Pertamina. Selama setengah abad belakangan ini, Blok Rokan dikelola oleh perusahaan asal Amerika, Chevron. Kerja sama antara Chevron dengan Pemerintah adalah skema Production Sharing Contract (PSC). Secara sederhananya ini adalah skema pembagian untung.
Contoh skemanya seperti ini :
Misalnya saja keuntungan yang didapat adalah 100.000 Barer/hari.
Chevron mendapat 50% dari 100.000 Barel yaitu 50.000 Barel.
Sedangkan pemerintah mendapatkan hak 50% keuntungan juga namun dipotong biaya operasional.
So, misalkan saja biaya operasionalnya 25% dari keuntungan pemerintah.
Maka pemerintah hanya mendapat untung 25% yaitu 25.000 Barel.
Hak yang didapatkan pemerintah juga tidak konstan. Setiap hari maupun setiap tahun bisa berubah - ubah. Menimbang untung-rugi yang di dapatkan Chevron. Rugi kita !
Nah, sekarang kita punya Perusahaan Anak Negeri yang dipercayakan berdasarkan keputusan Kementrian ESDM dalam mengelola Blok Rokan. Lalu, apa bedanya ya dengan skema kelola Chevron?
Perbedaannya terletak pada hak pembagian keuntungan kepada pemerintah yaitu hampir 50 % bersih. Biaya operasional juga ditanggung oleh Pertamina. Mantap kan?
Dengan dikelolanya Blok Rokan, kontribusi produksi minyak nasional Pertamina akan meningkat drastis ke angka 60 % pada tahun 2021 mendatang.
Perusahaan Anak Negeri sudah punya pengalaman pahit. Pertamina sudah belajar dari kegagalan Lifting pada semester I di Blok Mahakam Kalimantan Timur ataupun tantangan - tantangan karena terpuruknya harga minyak mentah yang terjadi 2015 lalu.Eittsssss, walaupun begitu kondisi krisis tidak menyurutkan semangatnya loh. Buktinya perjalanan Perusahaan anak negeri yang satu ini sangat luar biasa di tahun 2018 dalam mendulang kebutuhan energi nasional. Berikut sebagian perjalanan penting perusahaan Anak Negeri kita pada tahun 2018 lalu :
Misalnya saja keuntungan yang didapat adalah 100.000 Barer/hari.
Chevron mendapat 50% dari 100.000 Barel yaitu 50.000 Barel.
Sedangkan pemerintah mendapatkan hak 50% keuntungan juga namun dipotong biaya operasional.
So, misalkan saja biaya operasionalnya 25% dari keuntungan pemerintah.
Maka pemerintah hanya mendapat untung 25% yaitu 25.000 Barel.
Hak yang didapatkan pemerintah juga tidak konstan. Setiap hari maupun setiap tahun bisa berubah - ubah. Menimbang untung-rugi yang di dapatkan Chevron. Rugi kita !
Nah, sekarang kita punya Perusahaan Anak Negeri yang dipercayakan berdasarkan keputusan Kementrian ESDM dalam mengelola Blok Rokan. Lalu, apa bedanya ya dengan skema kelola Chevron?
Perbedaannya terletak pada hak pembagian keuntungan kepada pemerintah yaitu hampir 50 % bersih. Biaya operasional juga ditanggung oleh Pertamina. Mantap kan?
Dengan dikelolanya Blok Rokan, kontribusi produksi minyak nasional Pertamina akan meningkat drastis ke angka 60 % pada tahun 2021 mendatang.
Perusahaan Anak Negeri sudah punya pengalaman pahit. Pertamina sudah belajar dari kegagalan Lifting pada semester I di Blok Mahakam Kalimantan Timur ataupun tantangan - tantangan karena terpuruknya harga minyak mentah yang terjadi 2015 lalu.Eittsssss, walaupun begitu kondisi krisis tidak menyurutkan semangatnya loh. Buktinya perjalanan Perusahaan anak negeri yang satu ini sangat luar biasa di tahun 2018 dalam mendulang kebutuhan energi nasional. Berikut sebagian perjalanan penting perusahaan Anak Negeri kita pada tahun 2018 lalu :
Sebenarnya ada 12 Wilayah Kerja yang dipercayakan pemerintah untuk dikelola Pertamina. Ini menjadi bukti bahwa Tanah Air semakin berdaulat dalam pengelolaan energi nasional.
Dari contoh skema kerja sama antara pemerintah dan Pertamina dalam mengelola Blok Rokan tadi, kita bisa simpulan salah satu manfaat jika anak negeri yang kelola maka pendapatan negara meningkat. Selain itu, ada peningkatan peran nasional dan daerah dalam memanajemen sumber daya alam sendiri, pengurangan biaya operasional, penghematan devisa negara, dan menjaga ketahanan energi dalam negeri.
Bersama dengan perusahaan anak negeri, niscaya pengelolaan Migas akan memberikan hasil yang maksimal dan mewujudkan cita - cita kemandirian energi bangsa.
Dari contoh skema kerja sama antara pemerintah dan Pertamina dalam mengelola Blok Rokan tadi, kita bisa simpulan salah satu manfaat jika anak negeri yang kelola maka pendapatan negara meningkat. Selain itu, ada peningkatan peran nasional dan daerah dalam memanajemen sumber daya alam sendiri, pengurangan biaya operasional, penghematan devisa negara, dan menjaga ketahanan energi dalam negeri.
Bersama dengan perusahaan anak negeri, niscaya pengelolaan Migas akan memberikan hasil yang maksimal dan mewujudkan cita - cita kemandirian energi bangsa.
------------------------------- Sekian -------------------------------
Referensi Tulisan :
- Laporan Tahunan Pertamina 2018 (https://www.pertamina.com/id/dokumen/laporan-tahunan)
- BP Statistical Review of World Energy 2019 | 68th edition (https://www.bp.com/content/dam/bp/business-sites/en/global/corporate/pdfs/energy-economics/statistical-review/bp-stats-review-2019-full-report.pdf)
0 Response to "Si Anak Negeri Pengelola Migas"
Post a Comment